PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
AKUAPONIK PADA KOLAM TERPAL SEBAGAI USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DAN SAYURAN DI LAHAN SEMPIT
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh :
Zapirudin (071110251/2007)
Arifin (071110249/2007)
Atika Pribadi (081110129/2008)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2010
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul kegiatan : Akuaponik Pada Kolam Terpal Sebagai Usaha Budidaya Ikan Lele dan Sayuran di Lahan Sempit
2. Bidang Kegiatan : PKMK
3. Bidang Ilmu : Pertanian
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Zapirudin
b. NIM : 071110251
c. Jurusan : Budidaya Perairan
d. Universitas/ Institut/ Politeknik : Muhammadiyah Pontianak
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Karangan No. 10 B
f. Alamat e-mail : Zapirudin_apeng@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Eko Dewantoro, M. Si
b. NIDN : 0027096509
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. H. Rais A. Rahman, Gg. Keluarga 42 Pontianak 78115
7. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 9.850.000,-
b. Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 bulan 15 hari
Pontianak, 15 Oktober 2010
Menyetujui,
Ketua Jurusan/ Program Studi/ Ketua Pelaksana
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa Kegiatan
(Farida, S.Pi) ( Zapirudin )
NIDN.1111098201 NIM. 07110251
Pembantu Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pendamping
(Ir. Hendry Yanto, M.Si) (Ir. Eko Dewantoro, M. Si)
NIDN. 0010126711 NIDN. 0027096509
A. Judul Program
“Akuaponik Pada Kolam Terpal Sebagai Usaha Budidaya Ikan Lele dan Sayuran di Lahan Sempit”
B. Latar Belakang
Sektor perikanan khususnya budidaya dalam aplikasi di lapangan tidak terlepas dari kebutuhan akan lahan yang luas serta air sebagai media budidaya yang melimpah. Hal ini hanya dapat terwujud apabila pengembangan sektor ini dilakukan pada daerah-daerah dengan luasan lahan yang tidak terbatas yang notabene kondisi lahan seperti ini hanya terdapat di daerah pedesaan dengan luasan tingkat kjepadatan penduduk rendah.
Akuaponik merupakan menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan. Akuaponik juga merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang dihasilkan oleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya. Inti dasar dari budidaya dengan cara ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi.
Akuaponik dapat dilakukan pada lahan yang sangat minim yaitu dengan kolam tarpal. Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam gali maupun kolam semen. Kolam ikan dengan menggunakan terpal merupakan salah satu bagi para pembudidaya ikan yang lahannya sangat sempit tanpa merusak/mengali lahan tersebut dengan biaya yang relatif murah. Kolam sederhana dari terpal ini dapat dibangun di pekarangan rumah atau kebun dan tak harus membutuhkan lahan luas. Pembuatan kolam terpal sangat praktis, hanya memerlukan waktu beberapa jam. Keuntungan lain adalah kolam dapat dipindah sesuai keinginan. Kehidupan ikan dan sayuran juga mudah dikontrol, kondisi air relatif lebih bersih dan pasokan pakan berkualitas juga lebih terjamin.
Akuaponik di kolam tarpal dengan memadukan antara pemeliharaan ikan dan sayuran dapat diterapkan dalam rangka pemecahan keterbatasan air dan keterbatasan lahan. Akuaponik dapat memadukan antara ikan lele dengan kangkung. Disamping itu akuaponik juga mempunyai keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar keuntungan para peternak ikan.
Ikan Lele disukai oleh sebagian masyarakat sebagai sumber protein hewani yang relatif murah dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap 100 gram daging lele dumbo mengandung 18,2 gram protein. Untuk 500 gram lele dumbo berukuran kecil (kira-kira 4 ekor) mengandung 12 gram protein, energi 149 kalori, lemak 8,4 gram dan karbohidrat 6,4 gram. Jenis ikan ini juga memiliki beberapa keunggulan seperti pertumbuhannya relaif cepat, tahan terhadap serangan penyakit, memiliki nilai efesiensi pemanfaatan pakan yang tinggi, dapat dipijahkan, dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi dan cukup adaptif terhadap kondisi lingkungan yang kurang mengguntungkan.
Di Provinsi Kalimantan Barat saja, meskipun budidaya komoditas ini belum begitu lama diusahakan, namun produksinya sudah cukup tinggi. Pada tahun 2007 tercatat produksi ikan sebesar 188,5 ton dengan nilai Rp. 2.286,3 juta dan meningkat drastis ditahun 2008 dengan produksi 674,76 ton yang nilainya mencapai Rp. 9.709,1 juta (Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, 2009). Petani yang memelihara ikan ini tidak hanya di Kota Pontianak tetapi hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Kalbar.
Sayuran berupa kangkung juga menjadi komoditas yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, dapat kita lihat dipasar-pasar tradisional para ibu-ibu rumah tangga tidak asing dengan jenis sayuran ini sebagai menu makanan mereka. Kangkung dapat dimasak sesuai selera, bahkan dirumah-rumah makan menu dari kangkung tetap menjadi primadona untuk dikonsumsi.
Kangkung mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, menurut penelitian yang telah di lakukan nilai gizipada kangkung berupa protein sekitar 3,90 gram, lemak sekitar 0,60 gram, karbohidrat sekitar 4,40 gram, serat sekitar 1,40 gram, vitamin A sekitar 4825,00 S.L, Kangkung tidak hanya di gemari oleh masyarakat kalangan menengah kebawah namun sayuran ini juga banyak terdapat di restoran-restoran sebagai menu tambahan.
C. Perumusan Masalah
Akuaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari budidaya dengan cara ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi. Sisa-sisa buangan hasil metabolisme dari ikan yang bersifat racun dapat dimanfaat oleh sayuran sebagai unsur hara untuk tumbuh. Semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan dan kondisi lahan yang sempit, sehingga diperlukan usaha akuaponik yaitu kombinasi antara budidaya ikan dengan tanaman sayuran di kolam tarpal.
D. Tujuan
Kegiatan PKMK ini bertujuan untuk menghasilkan usaha memanfaatkan lahan yang sempit dengan perpaduan antara budidaya ikan lele dan kangkung (akuaponik) pada kolam terpal untuk usaha mahasiswa.
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah membuat wadah budidaya yang memproduksi ikan lele hidup dan segar serta sayuran berupa kangkung yang siap dipasarkan kepada konsumen.
F. Kegunaan
Kegunaan yang akan diperoleh dari kegiatan ini antara lain dapat menciptakan usaha lapangan pekerjaan baru dan menumbuh kembangkankan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja
G. Gambaran Umum Rencana Usaha
1. Kondisi Umum Lingkungan
Dalam budidaya perikanan pada umumnya setiap orang akan terlintas suatu unit produksi penghasil ikan dengan wahana kolam, tambak, Keramba Jaring Apung (KJA), kolam air deras maupun hatchery. Begitu pula dalam pertanian terutama bercocok tanam sayuran, kita akan selalu tergambar sawah, kebun atau ladang yang membetang luas. Perkembangan perikanan budidaya disisi lain, terutama perikanan air tawar makin terpojok oleh adanya pembangunan pemukiman, perluasan industri dan transportasi. Intensifikasi perikanan budidaya air tawar juga dihadapkan pada kenyataan kritisnya ketersediaan air yang makin menurun baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Dengan demikian perkembangan perikanan budidaya selalu tergeser kedaerah pedesaan, sehingga jaraknya semakin jauh dengan perkotaan sehingga tidak lagi strategis. Kondisi yang demikian ini mengakibatkan tingginya biaya dan waktu transportasi yang makin meningkat, yang pada ahirnya akan menaikkan harga dan menurunkan produk tersebut pada tingkat konsumen dan menurunkan keuntungan produsen. Kondisi seperti ini berakibat melemahnya bargaining posission pada pembudidaya ikan.
Posisi adu tawar sebenarnya dapat diperbaiki apabila pembudidaya ikan mendekati konsumen di perkotaan, namun demikian pada umumnya diperkotaan ketersediaan lahan dan air terbatas, Selain sumberdaya air permukaan di perkotaan dianggap sudah tercemar dan tidak layak bagi budidaya ikan. Padahal kota sebagai sumber daya juga dapat diterapkan melalui teknologi tertentu untuk dapat dimanfaatkan menghasilkan produk perikanan dan pertanian terutama dalam mendukung upaya Revitalisasi perikanan
2. Potensi Sumberdaya dan Peluang Pasar
Saat ini budidaya ikan lele dumbo telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin maraknya usaha pecel lele. Ikan lele yang sebelumnya hanya merupakan hasil tangkapan sampingan di perairan umum dan memiliki harga yang sangat rendah, sekarang menjadi komoditas akuakultur pilihan. Di Provinsi Kalimantan Barat saja, meskipun budidaya komoditas ini belum begitu lama diusahakan, namun produksinya sudah cukup tinggi. Pada tahun 2007 tercatat produksi ikan sebesar 188,5 ton dengan nilai Rp. 2.286,3 juta dan meningkat drastis ditahun 2008 dengan produksi 674,76 ton yang nilainya mencapai Rp. 9.709,1 juta (Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar, 2009). Petani yang memelihara ikan ini tidak hanya di Kota Pontianak tetapi hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Kalbar. Sayuran berupa kangkung juga menjadi komoditas yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, dapat kita lihat dipasar-pasar tradisional para ibu-ibu rumah tangga tidak asing dengan jenis sayuran ini sebagai menu makanan mereka. Kangkung dapat dimasak sesuai selera, bahkan dirumah-rumah makan menu dari kangkung tetap menjadi primadona untuk dikonsumsi. Permintaan akan sayuran hijau terus mengalami peningkatan seiring betambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran, berbagai sumber vitamin untuk kesehatan tubuh terkandung di dalamnya.
Ikan Lele disukai oleh sebagian masyarakat sebagai sumber protein hewani yang relatif murah dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap 100 gram daging lele dumbo mengandung 18,2 gram protein. Untuk 500 gram lele dumbo berukuran kecil (kira-kira 4 ekor) mengandung 12 gram protein, energi 149 kalori, lemak 8,4 gram dan karbohidrat 6,4 gram. Ikan lele yang akan diproduksi dapat dipasarkan langsung pada konsumen, rumah-rumah makan, para pengumpul ikan. Tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk ikan segar, ikan lele juga dapat dibuat berbagai macam bentuk olahan, berupa fillet segar, fillet beku ataupun surimi yang memiliki potensi yang cukup besar di pasar internasional. Sedangkan kangkung akan dipasarkan pada pasar-pasar tradisional yang ada di kota Pontianak dan sekitarnya.
Suatu usaha akan kehilangan daya tariknya bila usaha itu tidak menjanjikan keuntungan. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapat dari usaha yang dilakukan maka di perlukan analisa usaha. Analisa biaya dalam kegiatan usaha budidaya ikan lele pada kolam tarpal dengan ukuran 5x2x1 m, 1 unit kolam akan ditebar 3.000 benih ikan lele dan akan dibangun 2 unit kolam. Hasil dari produksi kangkung dapat dilakukan 2x panen selama pemeliharan ikan (2,5 bulan), dengan asumsi setiap panennya 50 kg. Maka berikut analisanya.
Ukuran panen ikan lele rata-rata 200 gram selama masa pemeliharaan 2,5 bulan, dengan tingkat kelangsungan hidup 85%. Maka jumlah produksi 2 x 3000 ekor x 200 gram x 85% = 1.020.000 gram. Harga ikan lele di pasaran perkilogramnya Rp.14.000,-, maka pendapatan kotor diperoleh 1.020 kg x Rp.14.000,- = Rp.14.280.000,-. Hasil panen kangkung 2 (x panen) x 50 kg x Rp.5000,- = Rp. 500.000,-. Keuntungan dari budidaya lele dan tanaman kangkung Rp.14.280.000,- + Rp. 500.000,- = Rp.14.780.000,-.
Analisa usaha akuaponik ikan lele dan kangkung
A. Biaya investasi
NO Nama Barang Daftar Harga Jumlah Total Harga
Barang
1. Kolam Tarpal Rp. 500.000 2 Unit Rp. 1.000.000
2. Stryfoam Rp. 100.000 6 buah Rp. 600.000
3. Mesin Sedot Rp. 500.000 1 buah Rp. 500.000
4. Timbangan Rp. 550.000 1 buah Rp. 550.000
5. Peralatan Penunjang Rp. 300.000
Jumlah Rp. 3.400.000
B. Biaya Variabel/Operasional
No Nama Barang Daftar Harga Jumlah Total Harga
Barang
1. Benih Ikan Lele Rp. 300,- 6000 Ekor Rp. 1.800.000
2. Biji Kangkung Rp. 50.000 1 pak Rp. 50.000
3. Pakan Ikan Rp. 8.000 400 Kg Rp. 3.200.000
4. Penyusutan Kolam 10% Rp. 100.000
5. Penyusutan Stryfoam 10% Rp. 60.000
6. Penyusutan Timbangan 5% Rp. 27.500
7. Penyusutan Mesin Sedot 10% Rp. 50.000
8. Upah Pekerja Rp. 50.000 2 orang Rp. 100.000
9. Plastik Peacking Rp. 50.000 1 pak Rp. 50.000
Jumlah Biaya Operasional Rp. 5.437.000
Jumlah Biaya Operasional Lele Rp. 5.327.000
C. Keuntungan
Pendapatan – Biaya Operasional
= 14.780.000 – 5.437.000 = 9.343.000
Jadi ke untungan bersih yang akan di peroleh dari usaha budidaya sistem akuaponik ini yaitu sekitar : Rp 9.343.000
D. Break Event Point (BEP) Ikan
Biaya Operasioanal Lele
BEP Produksi =
Harga Jual/Kg
Rp. 5.327.000
=
Rp. 14.000
= 380,5 Kg
Artinya, Titik balik modal akan tecapai apabila jumlah produksi ikan lele sebesar 380.5 Kg. Jika di bandingkan dari hasil BEP maka usaha ini sangat menjanjikan karna total produksi selama satu priode sekitar 1.020 Kg ikan Lele
Biaya Operasional
BEP Harga =
Total Produksi
Rp. 5.327.000
=
1.020 Kg
= 5,22/Kg
Artinya, Titik balik modal yang akan tercapai apabila harga produksi ikan lele sebesar Rp. 5,22/Kg. Jika di bandingkan dengan harga jual ikan lele di pasaran maka keuntungan yang akan di peroleh dalam setiap kg kan lele sebesar Rp. 8.780,-
E. R/C Ratio
Hasil Usaha
R/C Ratio =
Biaya Operasional
Rp. 14.780.000
=
Rp. 5.437.000
= 2,71
Nilai R/C ratio sebesar 2,71 menunjukkan bahwa usaha Akuaponik Ikan Lele da Kangkung sangat layak untuk di lakuka. Dari setiap Rp. 1,- akan di peroleh keuntungan 2,71
H. Metode Pelaksanaan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Usaha ini akan dilakukan di Gang Sederhana Jl. M. Sohor Kota Pontianak Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan Februari 2011.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam usaha ini antara lain, benih ikan lele ukuran 5 cm, pakan ikan, biji kangkung. Sedangkan alat yang diperlukan adalah tarpal, papan, kayu bulat (kaso), paralon, stryfoam, sabut kelapa, sekam, ember, serokan, mesin sedot, timbangan, kantong plastik, tali dan paku.
3. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan agar usaha yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan dapat berkesinambungan. Usaha pembesaran ikan lele dengan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan kolam. Selain aspek teknis, aspek sosial ekonomi juga harus diperhatikan meliputi prasarana jalan, keamanan, dekat dengan daerah pengembangan budidaya ikan dan pemasaran.
4. Pembuatan Kolam Tarpal dan Media Tumbuh Kangkung
Bersihkan lahan dari gulma, seperti rumput liar dan alang-alang, serta pepohonan yang terlalu rimbun agar kolam dapat memperoleh sinar matahari secara langsung.
Tonggak kayu (cerocok) disiapkan sebagai tiang utama. Dengan menancapkan tonggak di setiap sudut kolam. Tinggi tonggak utama sekitar 100 cm dengan kedalaman kolam berkisar 70 cm cm beberapa tonggak pendukung (berukuran lebih kecil) yaitu berupa kayu bulat, dengan jarak antar katu sekitar 1 meter. Setelah tonggak-tonggak terpasang, kerangka kolam dari kayu kaso yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kolam dipasang. Untuk menyatukan potongan-potongan kayu, gunakan paku berukuran 7 atau 9 cm. Setelah kerangka kolam selesai kemudian membuat dinding dari bilah bambu. Bambu yang digunakan dibersihkan dan dibelah menjadi bilah-bilah bambu selebar 4-5 cm. Bilah-bilah bambu selanjutnya dipaku ke semua kerangka bagian sisi (dinding). Bagian atas tetap dibiarkan terbuka. Letakkan pipa PVC (paralon) beserta knee secara horizontal di sisi bak paling rendah sebagai tempat untuk pembuangan air. Paralon yang digunakan berdiameter 2,5 inci. Langkah berikutnya adalah memasang terpal plastik di bagian dalam bak. Pertama, siapkan terpal plastik berukuran 8 x 5 m2 yang telah dipres. Kedua, pasang terpal hingga merapat ke tepi (bagian sudut dapat dilipat). Ketiga, terpal pada bagian dinding paling atas dijepit dengan bilah bambu, agar kelihatan rapi dan tidak mudah mengerut. Keempat, melubangi terpal yang tepat menempel di mulut pipa (paralon) pembuangan air.
Pembuatan media tanam kangkung yaitu dengan melubangi stryfom dengan diameter 2 cm, jarak antar lubang baik secara vertikal maupun horizontal sekitar 3 cm. Setelah pemberian lubang selesai dilanjutkan dengan memasukkan sabut kelapa ke dalam lubang tersebut sesuai ukuran lubang yang dibuat, tujuannya adalah untuk menahan biji kangkung sebelum akarnya tumbuh. Setelah semua selesai, media tanam diletakkan di atas permukaan air pada kolam terpal dengan diberi penyangga berupa bilah bambu melintang antara kedua sisi kolam.
5. Teknik Budidaya Akuaponik
Apabila kolam sudah jadi dan sebelum dilakukan penebaran benih, terlebih dahulu bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu kolam dikeringkan selam satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 30 cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi bibit yang sewaktu-waktu bergerak kepermukaan air. Apabila pengisian air telah maka dilakukan teknik budidaya ikan yang meliputi :
a. Penebaran benih ikan lele kedalam wadah budidaya. Penebaran benih ikan sebaiknya pada pagi atau sore hari saat kondisi suhu tidak terlalu panas agar ikan tidak stres. Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan sekitar. Caranya ialah ikan dalam kantong plastik (wadah pengangkutan) dibiarkan terapung dalam perairan sekitar 2-4 menit, kemudian secara bertahap air perairan sedikit demi sedikit dimasukkan kedalam wadah pengangkutan. Bila kondisi air dalam wadah pengangkutan dengan air perairan sudah sesuai (sama), maka ikan-ikan yang ada dalam wadah pengangkutan biasanya akan keluar dengan sendirinya.
b. Pemberian pakan. Masa pemeliharaan ikan selama 2,5 bulan, pakan yang diberikan berupa pakan buatan berupa pellet yang banyak tersedia di pasaran. Selain pakan berupa pellet, pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti berupa usus ayam, bangkai ayam dan keong mas saat ikan berusia 1 bulan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit sesuai dengan nafsu makan ikan sampai ikan merasa kenyang.
c. Penambahan air dan Pergantian air. Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan dari tinggi air 30 cm hingga menjadi 70 cm. secara bertahap setiap bulannya (dalam sebulan air perlu ditambah 15 – 20 cm). Pergantian air dilakukan saat air mulai tampak kotor (hal ini ditandai dengan ikan mulai menggantung). Pegantian air sampai umur 2 bulan biasanya dilakukan 2 kali. Pergantian air dengan cara membuka saluran pengeluaran (paralon) hingga air tinggal sedikit (hampir kering).
d. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Selama pemeliharaan, kesehatan ikan selalu diamati agar dapat melakukan penaggulangan sedini mungkin. Apabila ditemui tanda-tanda serangan penyakit, maka segera dilakukan diagnostik dan pengobatan serta memisahkan atau membuang ikan yang terserang agar tidak menginfeksi ikan yang sehat. Kebersihan keramba harus selalu tetap terjaga dan selalu melakukan pengontrolan terhadap terpal karena dikhawatirkan ada yang bocor.
Penebaran biji kangkung dilakukan pada saat ikan setelah ditebar. Styrofoam yang telah dilubangi diisi sabut kelapa, pada bagian atas sabut kelapa ditebar biji kangkung. Setiap hari biji tesebut disiram agar tumbuh akar (kecambah). Apabila akar tanaman telah tumbuh, maka tidak perlu dilakukan penyiraman karena akar kangkung sudah dapat mengambil unsur hara yang terdapat pada air di kolam terpal sebagai makanan untuk tumbuh.
6. Pemanenan dan Pemasaran
Pemenenan ikan apabila masa pemeliharaan sudah mencapai 2,5 bulan dengan panen sekaligus (semua) atau panen ikan lele dapat dilakukan dengan cara panen sortir. Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg atau sesuai dengan keinginan pasar, kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali. Pemenenan ikan dilakukan dengan membuang air pada kolam terpal melalui paralon. Setelah air dalam kolam habis kemudian ikan diserok dan di masukkan kedalam baskom. Pemanenan kangkung dilakukan dengan mengangkat media tanaman (stryfoam), kangkung tersebut dipotong akarnya untuk mempermudah pengambilan dan menjaga agar stryfom tidak rusak. Selama peleliharaan ikan, pemanenan kangkung dilakukan dua kali. Karena masa panen kangkung relatif singkat lebih kurang 25 – 30 hari.
Ikan yang telah dipanen akan dipasarkan dalam bentuk ikan hidup dan segar ke rumah-rumah makan, pasar ikan tradisional, para pengumpul ikan dan langsung kekonsumen. Sedangkan hasil panen dari kangkung langsung dipasarkan ke pasar-pasar tradisonal yang ada di kota Pontianak.
I. Jadwal Kegiatan
No | Uraian Kegiatan | Bulan ke | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1. | Pembuatan proposal | | | | | |
2. | Persiapan peralatan dan bahan | | | | | |
3 | Pelaksanaan program | | | | | |
- Pembuatan kolam terpal | | | | | | |
- Penebaran benih ikan dan Kangkung | | | | | | |
- Pembesaran | | | | | | |
- Pemanenan kangkung | | | | | | |
- Pemenenan kangkung dan ikan | | | | | | |
- Pemasaran | | | | | | |
4. | Pengumpulan dan analisis data | | | | | |
5. | Pembuatan draf laporan dan seminar intern | | | | | |
6. | Pembuatan laporan final | | | | | |
7. | Pengiriman laporan | | | | | |
J. Rancangan biaya
a. Bahan Habis Pakai
No Nama Alat Volume/Satuan Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 Benih Ikan Lele 6000 Ekor 400,- 2.400.000
2 Pakan Ikan 400 Kg 8000 3.200.000
3 Biji kangkung 1 Pak 50.000 50.000
4 Ember,Gayung,Serokan 1 Set 100.000 100.000
5 Kantong Peacking 1 Pak 50.000 50.000
Jumlah 5.800.000
b. Peralatan Penunjang PKMK
No Nama Alat Volume/Satuan Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Kolam Terpal 2 Unit 500.000 1.000.000
2. Stryfoam 6 buah 100.000 600.000
3. Mesin Sedot 1 Buah 500.000 500.000
4. Timbangan 1 Buah 550.000 550.000
5. Obat-obatan 1 Set 200.000 200.000
Jumlah 2.850.000
c. Perjalanan
No. Uraian Volume/satuan Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Biaya Transportasi 3 Orang 100.000 300.000
2. Dokumentasi 1 Paket 200.000 200.000
Jumlah 500.000
d. Lain-lain
No. Uraian Volume/satuan Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Pembuatan laporan 1 paket 400.000 400.000
2. Foto copy dan ATK 1 Pak 300.000 300.000
3. Jumlah 700.000
Rekapitulasi Anggaran yang di butuhkan
No Jenis Pengeluaran Kebutuhan Biaya
1. Bahan Habis Pakai 5.800.000
2. Peralatan Penunjang 2.850.000
3. Perjalanan 500.000
4. Lain-lain 700.000
Jumlah 9.850.000
K. Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup
CURRICULUM VITAE
1. Ketua
N a m a : Zapirudin
NIM : 071110251
NIM : 071110251
Tempat/Tanggal Lahir : Cemaga, 1 Januari 1988
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Fakultas/Program Studi : Perikanan/Budidaya Perairan S1
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat Perguruan Tinggi : Jl. A. Yani No. 111. Pontianak (78124)
Telp. (0561)737278, Fax (0561)764571
Alamat Rumah : Jalan Karangan No. 10 B
Pendidikan Formal :
No | Nama Sekolah/Perguruan Tinggi | Tahun Lulus | Bidang Studi |
1. | SDN 01 Ranai Kab. Natuna | 1997 | - |
2. | SLTP 1 Ranai Kab. Natuna | 2003 | - |
3. | SMK N Kelautan dan Perikanan | 2007 | Budidaya |
4. | Fakultas Perikanan Univ. Muhammadiyah Pontianak | Dalam Proses | Budidaya Perairan |
Pengalaman dan keahlian :
No. | Nama Pengalaman/ Keahlian | Tahun | Kedudukan |
1. | Lulus Sertifikasi ABI (Ahli Benih Ikan) | 2006 | Peserta |
2. | Ikut serta dalam seminar PKM | 2009 | Peserta |
3. | Lulus Dalam Pengajuan PKM-K dengan Judul Pemanfaatan Aliran Sungai untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit dalam Keramba Jaring Tancap di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas | 2009 | Anggota |
4. | Ikut serta dalam kepengurusan Organisasi HPMN-P | 2009 – 2010 | Kabid.Olah Raga |
5. | Ikut serta dalam seminar PKM | 2010 | Peserta |
Demikianlah CURRICULUM VITAE ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sesunggunya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, Oktober 2010
Yang menyatakan,
Zapirudin
CURRICULUM VITAE
2. Anggota
N a m a : Arifin
NIM : 071110249
Tempat/Tanggal Lahir : Limau Manis, 26 November 1985
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Fakultas/Program Studi : Perikanan/Budidaya Perairan S1
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat Perguruan Tinggi : Jl. A. Yani No. 111. Pontianak (78124)
Telp. (0561)737278, Fax (0561)764571
Alamat Rumah : Jalan Karangan No. 10 B
Pendidikan Formal :
No | Nama Sekolah dan Perguruan Tinggi | Tahun selesai | Bidang studi |
1 | SD 22 Limau Manis. Kab. Natuna | 2001 | - |
2 | SLTP 1 Ranai. Kab. Natuna | 2004 | - |
3 | SMKN KDP. Kab. Natuna | 2007 | Nautika |
4 | Fakultas Perikanan Univ. Muhammadiyah Pontianak | Dalam Proses | Budidaya Perairan |
Pengalaman dan Keahlian :
No | Judul Pengalaman | Tahun | Kedudukan |
1 | Pengurus osis SMKN Kelautan dan Perikanan Kab. Natuna | 2004 | Operasional |
2 | Lulus Sertifikat ANKAPIN II (Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan) | 2007 | Peserta |
3 | Ikut serta dalam seminar PKM | 2008 | Peserta |
4 | Ikut serta dalam seminar PKM | 2009 | Peserta |
5 | Lulus dalam Pengajuan PKMK dengan Judul Pemanfaatan Aliran Sungai untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit dalam Keramba Jaring Tancap di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas | 2009 | Ketua |
6 | Ikut serta dalam seminar PKM | 2010 | Peserta |
7 | Ikut serta dalam kepengurusan Organisasi HPMN-P | 2009-2010 | Angota Kabid. Pendidikan |
Demikianlah CURRICULUM VITAE ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sesunggunya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, Oktober 2010
Yang menyatakan,
Arifin
CURRICULUM VITAE
3. Anggota
N a m a : Atika Pribadi
NIM : 081110129
Tempat/Tanggal Lahir : Sarang Burung Danau, 25 Januari 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Fakultas/Program Studi : Perikanan dan Ilmu Kelautan /Budidaya Perairan S1
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak
Alamat Perguruan Tinggi : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jl. A. Yani No. 111. Pontianak (78124)
Telp. (0561)737278, Fax (0561)764571
Alamat Rumah : Sungai Nyirih Dusun 1, Desa Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya
Pendidikan Formal :
No | Nama Sekolah/Perguruan Tinggi | Tahun Lulus | Bidang Studi |
1. | SDN 39 Sungai Udang Kab. Pontianak | 2001 | - |
2. | SMPN 2 Sungai Kakap Kab. Pontianak | 2004 | - |
3. | SUPM Negeri Pontianak | 2007 | Budidaya Perikanan |
4. | Fakultas Perikanan Univ. Muhammadiyah Pontianak | Dalam Proses | Budidaya Perairan |
Pengalaman dan Keahlian :
No. | Nama Pengalaman/ Keahlian | Tahun | Kedudukan |
1. | Ikut serta dalam pelatihan PKM | 2009 | Peserta |
2. | Ikut serta dalam Pelatihan PMW | 2009 | Peserta |
3. | Ikut serta dalam Pelatihan dan Pendidikan PMW | 2010 | Peserta |
4. | Lulus Dalam Pengajuan PMW dengan Judul Diversifikasi Produk Olahan Jelawat untuk Penghilangan Duri dan Bau Lumpur dengan Bumbu Rujak | 2010 | Anggota |
Demikianlah CURRICULUM VITAE ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan sesunggunya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, Oktober 2010
Yang menyatakan,
Atika Pribadi
2. Dosen Pendamping
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Eko Dewantoro, M.Si.
NIP / NIDN : 19650927 199703 1 001 / 0027096509
Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 27 September 1965
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Alamat Kantor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak Jl. A. Yani No. 111. Pontianak (78124) Telp. (0561)737278, Fax (0561)764571
Alamat Rumah : Komplek Kurnia 5B, No.A-1 Jl. Ujung Pandang Pontianak
No. Tel. Genggam : 081345660540
Pendidikan
No | Jenjang pendidikan | Nama Sekola dan Kota | Program. Studi / Bidang Ilmu | Tahun Lulus |
1 | Magister (S2) | Program Pascasarjana IPB, Bogor | Ilmu Perairan / akuakultur | 2001 |
2 | Sarjana (S1) | Fakultas perikanan univ. Riau, pekanbaru | Mgt. Sumberdaya perairan / budidaya perikanan | 1991 |
Kursus / Pelatihan
No | Nama Kursus / Pelatihan | Penyelenggara | Waktu |
1 | Pelatihan Peningkatan Kemampuan Dosen Dalam Ilmu Penulisan Karya Ilmiah | DP2M DIkti | 2-5 Juli 2009 |
2 | Pelatihan Ancangan Aplikasi | P3AI Untan | 21-25 Juli 2009 |
3 | Training Of Trainer Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) | DP2M DIkti | 28 April – 1 Mei 2008 |
4 | Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Intruksional (PEKERTI) | PAUD Peningkatan Dan Pengembangan Intruksional UT | 19-24 Februari 2007 |
Pengalaman Membimbing Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
No | Judul | Jenis program | Tahun pendanaan |
1 | Penggunaan Garam (NaC1) Dan Ekstrak Lengkuas (Alpina Galanga SW) Sebagai Penganti Antibiotik Untuk Mengatasi Infeksi Jamur Saprolegnia Sp. Pada Ikan Patin | PKM-P | 2009 |
2 | Pengaruh penambahan susu terhadap kualitas fisik kimia dan organoleptik kerupuk belut | PKM-AI | 2009 |
3 | Keragaman Pertumbuhan Dan Karkas Ikan Mas Strain Sinyonya, Majalaya Dan Punten Yang Dipelihara Dalam Keramba Jaring Apung Di Sungai Kapuas, Pontianak | PKM-AI | 2009 |
4 | Efektifitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa) Dalam Mencegah Infeksi Bakteri Aeromonas Sp Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio L). | PKM-P | 2010 |
5 | Pemanfaatan Aliran Sungai Untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit Dalam Keramba Jaring Tancap Di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas | PKM-K | 2010 |
6 | Penggunaan Garam (NaC1) Dan Ekstrak Lengkuas (Alpina Galanga SW) Sebagai Penganti Antibiotik Untuk Mengatasi Infeksi Jamur Saprolegnia Sp. Pada Ikan Patin | PKM-AI | 2010 |
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, 21 Oktober 2010
Dosen Pendamping
(Ir. Eko Dewantoro, M. Si)
NIDN. 0027096509
3.Gambaran Usaha Kegiatan
Gambaran usaha kegiatan Akuaponik yang akan diterap kembangkan :
|
|
|
|
1. Contoh media akuaponik ikan Lele dan Kangkung yang akan di terapkan
Ganbar 1 . Kolam tarpal sebagai media pemeliharaan
Gambar 2. Strypoam sebagai media untuk penanaman biji kangkung
Kolam Terpal
Ikan Lele
Stropoam
Kangkung
Gambar 3. Akuaponik pada kolam Terpal sebagai usaha Budidaya ikan Lele dan sayuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar